JAKARTA, investor.id – Harga batu bara lagi-lagi memanas pada Senin (12/8/2024). Hal itu berkat bejibun sentimen positif, mulai dari eskalasi konflik di timur Tengah, produsen baja India JSW Steel akuisisi perusahaan batu bara Australia, hingga La Nina berembus di pasifik.

Harga batu bara Newcastle untuk Agustus 2024 naik US$ 0,75 menjadi US$ 146,75 per ton. Sedangkan September 2024 meningkat US$ 2 menjadi US$ 152,5 per ton. Sementara itu, Oktober 2024 meningkat US$ 1,65 menjadi US$ 153,6 per ton.

Sementara itu, harga batu bara Rotterdam untuk Agustus 2024 naik 0,65% menjadi US$ 122,75. Sedangkan, September 2024 menguat US$ 0,35 menjadi US$ 124,35. Sementara itu, Oktober 2024 terkerek US$ 0,6 menjadi US$ 125,5.

Dikutip dari Reuters, ekspektasi akan meluasnya konflik di Timur Tengah semakin meningkat. Hal itu seiring dengan pengumuman Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) pada akhir pekan lalu bahwa pihaknya akan mengirim kapal selam peluru kendali ke Timur Tengah saat wilayah tersebut bersiap menghadapi kemungkinan serangan terhadap Israel oleh Iran dan sekutunya.

Sementara itu, pasukan Israel melanjutkan operasi mereka di dekat kota Gaza Selatan, Khan Younis, pada Senin. Setelah serangan udara akhir pekan di sebuah kompleks sekolah yang menewaskan setidaknya 90 orang, menurut Layanan Darurat Sipil Gaza.

Meski demikian, Israel mengatakan bahwa angka kematian tersebut dibesar-besarkan. Hamas meragukan partisipasinya dalam pembicaraan gencatan senjata baru pada Minggu.

Sementara itu, pembuat baja terkemuka India, JSW Steel mengatakan pada hari Senin bahwa mereka akan membeli 67% saham di sebuah perusahaan swasta Australia seharga US$ 120 juta dalam upaya untuk memperluas cadangan batu baranya.

JSW Steel mengatakan akan membeli saham di M Res NSW HCC, afiliasi dari perusahaan perdagangan batu bara M Resources, yang bersama dengan Golden Energy Singapura sebelumnya tahun ini membeli bisnis batu bara metalurgi South32 Illawarra seharga US$ 1,65 miliar.

Dikutip dari Forbes, harga batu bara mulai naik saat La Nina berembus di Pasifik. La Nina adalah peristiwa yang dipantau secara ketat oleh peramal cuaca, analis komoditas, dan bank investasi karena memiliki catatan menyebabkan banjir yang dapat menutup pelabuhan di Australia dan menggandakan harga batu bara hampir dalam semalam.

Kebalikan dari El Nino yang lebih dikenal yang menyebabkan kekeringan di Australia, La Nina adalah peristiwa yang terjadi ketika suhu laut di Pasifik mendingin, membawa hujan lebat di Australia, sebagian Asia dan Afrika Barat, dan kekeringan di Amerika.

Sumber: https://investor.id/market/369959/harga-batu-bara-lagilagi-memanas