Coaltrans Asia 2024 kembali diadakan di Nusa Dua Bali (9/9) dengan dukungan penuh dari Asosiasi Pengusaha Batubara Indonesia (APBI) sebagai co-host. Tahun ini ketahanan dan transisi energi masih menjadi topik hangat yang diperbincangkan. 

Selain itu acara semakin meriah dengan menghadirkan dua pejabat penting dari pemerintah Indonesia. Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, serta Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Bahlil Lahadalia, memberikan sambutan kunci terkait sektor batubara dan energi.

Dalam sambutannya, Luhut menyoroti pentingnya komoditas batu bara dan mineral nikel dalam perekonomian Indonesia. Mengingat Indonesia juga merupakan produsen terbesar dari kedua komoditas tersebut.


Berdasarkan data yang dia sampaikan menunjukkan bahwa 80?ri Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) berasal dari sektor mineral dan batu bara, dengan batu bara menyumbang bagian yang signifikan.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia pun menilai batu bara masih menjadi salah satu penopang utama perekonomian RI. Sebab sebagai salah satu produsen dan eksportir batu bara terbesar di dunia, sektor ini memberikan kontribusi signifikan terhadap pendapatan negara.

Bahlil menyebut dalam kondisi ekonomi global yang belum menentu seperti sekarang ini, di mana beberapa negara mengalami resesi dan pertumbuhan ekonomi yang belum optimal, banyak negara akan berpikir kreatif. Khususnya untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Namun, hal ini harus dilakukan tanpa mengesampingkan konsensus global, terutama terkait isu-isu besar seperti perubahan iklim dan target Net Zero Emission (NZE).


Sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Luhut dan Bahlil, Priyadi selaku Ketua Umum APBI-ICMA dalam sambutannya menyadari keharusan global untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil didorong oleh tujuan pencapaian target net zero emissions pada tahun 2060 atau lebih cepat. Namun demikian, hal tersebut tidak serta merta langsung menghilangkan peran dari komoditas emas hitam tersebut.

"Meskipun tantangan saat ini signifikan, itu tidak berarti industri pertambangan batu bara akan dihilangkan. Batu bara tetap ada," ungkapnya dalam acara Coaltrans Asia 2024, di Nusa Dua, Bali, Senin (9/9).