Tayang pada
12 Juni 2025 pukul 00.00
APBI Tegaskan Tantangan Industri Batubara di Tengah Melemahnya Ekspor dan Penguatan Pasar Domestik
Beijing, 12 Juni 2025 – Sekretaris Jenderal APBI-ICMA, Haryanto Dhamanik, tampil sebagai pembicara dalam forum Coaltrans China 2025, mewakili industri batubara Indonesia. Keterlibatan ini menegaskan posisi strategis APBI-ICMA sebagai mitra kebijakan dan penghubung antara pelaku industri, pemerintah, dan komunitas global dalam membangun masa depan energi yang adaptif dan berkelanjutan.
Haryanto menyampaikan bahwa Indonesia merupakan salah satu pilar penting dalam rantai pasok energi dunia, dengan sumber daya batubara sebesar 97,96 miliar ton dan cadangan terbukti 31,95 miliar ton (data 2024). Saat ini, 164 anggota APBI-ICMA mewakili lebih dari 65% produksi nasional, yang mencatat rekor 836 juta ton pada 2024, dengan alokasi DMO melampaui 25%.
Namun, tantangan global kian nyata. Di pasar utama seperti Tiongkok dan India, permintaan menurun akibat stok domestik tinggi dan peningkatan produksi lokal. Hal ini menyebabkan harga batubara dari negara pesaing menjadi lebih murah dan kompetitif dibanding Indonesia yang masih terdampak biaya logistik dan fiskal tinggi. Akibatnya, ekspor Indonesia tercatat turun 10% pada Januari–April 2025, menandakan tekanan serius terhadap daya saing dan harga jual.
Meski menghadapi tekanan eksternal, Haryanto menilai bahwa pasar domestik dapat menjadi penyangga utama stabilitas industri. Peningkatan alokasi Domestic Market Obligation (DMO) dinilai strategis, khususnya untuk mendukung kebutuhan listrik, smelter, dan proyek hilirisasi energi berbasis batubara. Dalam RUPTL 2025–2034, batubara masih diproyeksikan menjadi tulang punggung pasokan listrik nasional hingga setidaknya 2030.
Paparan tersebut disampaikan dalam sesi diskusi Coaltrans China 2025 yang dihadiri oleh pelaku industri, pembuat kebijakan, dan perwakilan dari berbagai negara.