
Sumber: https://www.cnbcindonesia.com/market/20230325221737-17-424485/melesat-nyaris-10-harga-batu-bara-dekati-lagi-us--200-ton
Jakarta, CNBC Indonesia - Pada awal pekan ini harga batu bara menyentuh kisaran US$ 174/ton, yang merupakan level terendah sejak Januari 2022. Harga batu bara acuan Ice Newcastle Australia tersebut jeblok hingga lebih dari 55% sejak awal tahun ini.
Tetapi setelahnya harga batu bara berbalik melesat mendekati lagi US$ 200/ton. Berdasarkan data Refinitiv, harganya melesat nyaris 10% di pekan ini, menutup perdagangan Jumat di US$ 192,35/ton.
Penguatan batu bara ditopang oleh menggeliatnya permintaan di China serta kembali naiknya harga gas.
Permintaan batu bara China, terutama batu bara kokas dari Australia, diperkirakan menguat tajam pada Maret tahun ini. Peningkatan terjadi begitu Tiongkok membuka embargo impor yang pernah berlaku dari Oktober 2020 hingga akhir 2022.
Impor batu bara kokas China dari Australia mencapai 72.982 ton pada Februari. Sementara itu, impor batu bara thermal tercatat 134.254 ton.
Batu bara kalori tinggi sangat dibutuhkan industri baja serta pembangkit listrik Tiongkok.
Volume impor diperkirakan bakal melonjak. Jumlah pengiriman dari Australia ke Tiongkok sudah menembus 1,35 juta ton hingga 13 Maret 2023. Jumlah tersebut diperkirakan akan mencapai 2,6 juta ton hingga akhir Maret.
Permintaan dari China meningkat sejalan dengan mulai pulihnya industri baja mereka serta bertambahnya pembangkit batu bara.
Beijing dilaporkan akan memiliki 100 pembangkit batu bara untuk menjadi cadangan bagi produksi listrik tenaga angin dan matahari. Termasuk di dalamya adalah pembangkit berkapasitas 106 giga watt (GW).
CNBC INDONESIA RESEARCH