
Vibiznews.com 3/2/2020 memberitakan bahwa dalam meningkatkan nilai tambah batubara Indonesia, pemerintah dalam hal ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah memiliki program gasifikasi batubara atau coal to Dimethyl Ether (DME) yang sangat efektif. Selain meningkatkan nilai tambah batubara juga akan mengurangi impor Liquefied Petroleum Gas (LPG) menurut informasi dari laman Kementrian ESDM yang dinyatakan oleh Menteri ESDM Arifin Tasrif.
Hingga tiga tahun ke depan pemerintah tengah menyiapkan kajian finansial, teknis dan non-teknis, pedoman pemanfaatan serta regulasi pengusahaan gasifikasi batubara. Kajian ini akan difokuskan pada pemegang Perjanjian Karya Pertambangan Batubara (PKP2B) Generasi Pertama.
Sebagai informasi saat ini terdapat 8 perusahaan pemegang PKP2B, yakni PT Berau Coal, PT Arutmin Indonesia, PT Adaro Indonesia, PT Indominco Mandiri, PT Kaltim Prima Coal, PT Kendilo Coal, PT Kideco Jaya Agung dan PT Multi Harapan Utama.
Adapun, salah satu proyek gasifikasi batubara saat ini tengah dikerjasamakan oleh Pertamina dan PT Bukit Asam (PTBA) Tanjung Enim & Air Products. Proyek ini dinilai sudah cukup ekonomis lantaran PTBA akan memasok batu bara dengan kalori rendah dengan harga terjangkau.
Di samping itu, Pemerintah tengah membuka peluang untuk memberikan insentif pengurangan royalti batubara. Kementrian ESDM sedang menyiapkan insentif untuk program DME ini, baik kebijakan harga batubara-nya maupun penyesuaian royalti batubara.
Proyek gasifikasi batubara kerjasama PT Bukit Asam (PTBA) Tanjung Enim & Air Products dan Pertamina diharapkan dapat memproduksi 1,4 Juta Ton DME yang dapat mensubtitusi LPG pada tahun 2023. Nantinya, konsumsi batu bara yang dibutuhkan PTBA sebanyak 8 juta ton per tahun dengan GAR 4.000 kcal/kg untuk hasilkan 1,4 juta DME, 300 ribu Methanol dan 4,25 juta ton MEG.
Tahap pengerjaan fisik sendiri baru bisa dimulai pada 2023 hingga 2024. Dalam prosesnya, batubara dihilirisasi menjadi syngas yang bisa diubah langsung menjadi Methanol Ethylene Glycol (MEG) dengan kapasitas produksi 250 ribu ton per annum.
Selain itu, syngas juga bisa diolah kembali dan menghasilkan Methanol sebanyak 300 ribu ton per annum, selanjutnya Methanol masih bisa diolah kembali untuk menjadi DME dengan total produksi pada tahun 2024 mencapai 1,4 juta ton per annum. (NA)
Salah satu dukungan yang dilakukan Pemerintah adalah dengan memberikan harga khusus bahan baku gasifikasi dikisaran USD20 – 21 per ton. Harga khusus ini bisa lebih rendah lagi tanpa memerlukan Permen (Peraturan Menteri), B to B (business to business) saja menurut Menteri ESDM Arifin Tasrif pekan lalu dalam suatu event di Jakarta.