
Source: https://www.idxchannel.com/market-news/sentimen-rilis-lapkeu-saham-indy-hingga-abmm-melesat-lagi
IDXChannel - Sejumlah saham batu bara utama kembali menguat di awal perdagangan Rabu (29/3/2023), melanjutkan kenaikan pada Selasa (28/3). Investor merespons positif rilis laporan keuangan beberapa emiten kemarin.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 10.07 WIB, saham PT Indika Energy Tbk (INDY) melejit 6,22 persen ke Rp2.390 per saham. Kemarin, saham ini melonjak 8,70 persen seiring perilisan laporan keuangan yang moncer.
Laba bersih INDY melesat 684,27 persen secara tahunan (YoY) menjadi USD452,67 juta pada 2022. Ini berkat pendapatan bersih perusahaan yang tumbuh 41,24 persen YoY menjadi Rp4,33 miliar pada tahun lalu.
Selain saham INDY, saham PT Harum Energy Tbk (HRUM) menguat 3,77 persen dan PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) 3,61 persen.
Dalam rilis 3 Maret lalu, ADRO mencetak rekor laba bersih tertinggi, sebesar USD2,49 miliar atau setara Rp38,16 triliun (mengacu kurs Rp15.320 per dolar AS). Angka itu melesat 167,07% dibandingkan 2021 yang sebesar USD933,49 juta.
Nama lainnya, saham DOID dan TOBA juga menguat 3,25 persen dan 2,97 persen.
Emiten batu bara BUMN PTBA juga naik 2,62 persen. Diwartakan pada 9 Marert 2023, PTBA membukukan laba Rp12,56 triliun pada 2022. Laba tersebut naik 65,88% dari 2021 yang sebesar Rp7,90 triliun.
Saham ABMM dan MBAP pun ikut naik 2,71 persen dan 2,32 persen.
Tidak ketinggalan, saham ITMG, UNTR, BYAN, secara beruntun terapresiasi 1,95 persen, 2,10 persen, dan 1,68 persen.
Informasi saja, diwartakan 23 Februari lalu, ITMG mencatatkan laba bersih sebesar USD1,20 miliar atau setara Rp18,24 triliun di 2022. Laba tersebut naik hingga 152,34% dari 2021 lalu yang sebesar USD475,57 juta.
Kemudian, dalam pengumuman 27 Februari 2023, UNTR membukukan laba bersih senilai Rp21,0 triliun pada 2022. Realisasi itu meningkat 104% dibandingkan 2021 yang senilai Rp10,3 triliun.
Adapun, dalam rilis 10 Maret 2023, laba bersih BYAN senilai USD2,17 miliar pada tahun 2022. Angka itu setara Rp34,26 triliun (kurs tanggal pelaporan Rp15.731).
Realisasi laba emiten batu bara itu meningkat 79,62% yoy dibandingkan 2021 senilai USD1,21 miliar atau Rp19,07 triliun.
Di samping nama-nama yang disebut, masih ada sejumlah saham batu bara lain yang menghijau pagi ini.
Sedangkan, nama-nama besar yang terkoreksi ada PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dan PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR), masing-masing turun 0,73 persen dan 2,04 persen.
Sebelumnya, saham BUMI menguat selama 4 hari beruntun, dengan kenaikan 14,29 persen dalam sepekan.
Kemarin, bersamaan dengan INDY, BUMI juga merilis laporan kinerja tahun penuh 2022.
BUMI mencetak rekor pendapatan konsolidasian tertinggi pada tahun 2022 yang melesat hingga 57 persen secara year on year (yoy). Adapun, perolehan pendapatan tersebut mencakup laporan konsolidasi anak usahanya, PT Kaltim Prima Coal (KPC).
Menurut laporan kinerja keuangan yang dirilis perusahaan pada Selasa (28/3), BUMI membukukan pendapatan bersih di periode 2022 sebesar USD8,53 miliar atau setara dengan Rp128,68 triliun dengan asumsi kurs Rp15.083/USD.
Pada pendapatan tersebut, KPC menyumbang penjualan sebesar 48,2 metric ton (MT) dan Arutmin menyumbang penjualan sebesar 21,2 MT.
Di samping itu, laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk juga meroket sebesar 213 persen dari USD168 juta (Rp2,53 triliun) pada 2021 menjadi USD525,27 juta (Rp7,92 triliun) pada 2022.
Sementara, saham ADMR terkena aksi ambil untung usai naik 11,6 persen dalam kurun dua hari sebelumnya.
Sejumlah emiten batu bara lain juga diproyeksikan akan merilis kinerja keuangan tahun penuh 2022 di penghujung Maret ini, seperti ABMM hingga HRUM. (ADF)